MENUJU KESATUAN FIQROH
Ba’da syukur pada Allah dan shalawat pada Rasulullah…
Teruntuk mereka, ‘ Al Akh ‘ di persimpangan jalan...
Mereka yang hatinya kini dalam keraguan, antara berjalan melangkah atau berhenti di tengah…antara sekelumit tanya dan prasangka yang mengikutinya… Catatan ini penulis sampaikan…
Bismillah…
Ikhwati fillah, inilah pemahaman yang penting untuk diketahui, yang kemudian hendaknya dijadikan sebuah bentuk realisasi. Karena pemahaman ini adalah ’telapak kaki’ yang akan mengantarkan kita kepada kebenaran jalan yang hakiki ( Thoriqu da’wah ). Satu hal yang perlu disadari, bahwa Allah telah menentukan garis hidup kita untuk mengemban misi yang mulia sebagai khalifah, penyebar risalah nubuwwah. Suatu amanah yang ’luar biasa’ tentunya karena yang kita hadapi bukanlah sekedar mimpi-mimpi pagi yang ketika tidak diingini dapat ditinggal pergi.
Namun, akan dijumpai padanya hari ini dan esok hari berbagai Tribulasi yang akan menyurutkan kita disetiap langkahnya. Bagi kita yang tidak kuat maka akan hilang tertelan bersamanya. Ikhwati fillah, bagaimanapun juga dakwah ini tidak akan sanggup dilaksanakan seorang diri. Bahkan, seorang Musa As pun membutuhkan seorang Harun As untuk menghancurkan kediktatoran Fir’aun. Artinya, aktifitas dakwah sekecil apapun akan banyak menguras energi jika dilakukan seorang sendiri. Butuh kerja-kerja kolektif dengan kepemimpinan yang arif sebagai sumber inspirasi. Hal inilah yang menjadi substansi dari sebuah ” Jama’ah ”. Sebagaimana yang dikatakan Umar bin khatab ra :
” Wahai masyarakat arab, bumi adalah bumi, tidak ada islam kecuali dengan jama’ah, tidak ada jama’ah kecuali dengan kepemimpinan, dan tidak ada kepemimpinan kecuali dengan ketaatan.”
Inilah yang perlu dipahami, bahwa jama’ah sesungguhnya adalah bentuk representasi, miniatur dari dakwah itu sendiri. Ia adalah sistem yang menaungi dari pencapaian dan penyebaran nilai-nilai yang islami. Di dalamnya terdapat sekumpulan ’orang-orang khusus’ dengan berbagai tingkatan pemahaman dan kompetensi, yang dengan karenanya, islam, ilmu dan amalnya tersampaikan dengan sempurna. Namun, ketika itu semua dikembalikan pada realita yang terjadi saat ini, dimana komunitas jama’ah yang semakin bervariasi dengan orientasi amalnya sendiri-sendiri, tentu akan banyak menimbulkan gesekan fikroh disana-sini. Panas telinga penulis ketika mendengar berbagai macam tudingan yang saling memojokkan, bahkan sampai pada tingkat pentakfiran ( pengkafiran ). Naudzubillah..., sebuah komunitas jamaah yang dulu dibangun dengan ketaatan oleh Rasulllah, kini meninggalkan sedemikian banyak perdebatan hingga memunculkan banyak firqah ( kelompok jama’ah ) yang saling memakan dan melemahkan. Ini sebuah sunatullah.
” ...Sesungguhnya bani israel terpecah menjadi 72 golongan, dan umatku terpecah menjadi 73 golongan. Semua akan masuk neraka kecuali hanya satu golongan.” Mereka bertanya, ” Siapa mereka wahai Rasulullah ?” Rasulullah menjawab, ”orang yang mengikuti ( sunah ) ku dan ( sunah ) sahabat-sahabatku.” ( H.R Tarmidzi, Ibnu Majah dan Abu Daud )
"Kesatuan Fiqroh...inilah yang menurut hemat penulis perlu dipahami lebih dalam. Kemampuan seorang ’al akh’ untuk memahami hakikat jama’ah, bagaimana ia memandang dan memposisikan diri terhadapnya. Hal inilah yang perlu menjadi prioritas utama. Dengan demikian, seorang ’al akh’ tidak akan lagi mengalami keraguan. Tidak menjadi kader-kader di persimpangan jalan. Ia akan menjadi orang-orang yang benar-benar tajarrud ( totalitas ) dalam setiap aktivitas gerakannya.
Ikhwati fillah, marilah kita berfikir bersama bagaimana selayaknya kita memandang dan memposisikan diri terhadap jama’ah. Baca dan simaklah Q.S Al Maidah : 35
” Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada Nya dan berjihadlah pada jalan Nya supaya kamu mendapat keberuntungan.” ( Q.S Al Maidah : 35 )
Ikhwati fillah, dari kutipan ayat di atas, sesungguhnya ada 3 point penting yang menjadi substansi sebuah jama’ah. Kata ’takwa’,’mendekatkan diri’, dan jihad’. Pahamilah, bahwa Allah menghendaki kita berjama’ah sesungguhnya sebagai sebuah bentuk ’ekspresi’, aplikasi dan penerjemahan dari ketakwaan kita pada Nya. Inilah dasar pemahaman yang harus diketahui. Karenanya setiap al akh, hendaknya bersungguh-sungguh pada jama’ahnya, sebagaimana kesungguhan yang menjadikan ia makin bertakwa pada Nya.
Kemudian timbullah pertanyaan, lalu jama’ah yang mana ? jama’ah A yang lebih banyak diam, jama’ah B yang terlalu ekstrim, atau jama’ah yang seperti apa ? maka penulis meyakinkan bahwa sesungguhnya jama’ah yang wajib dimiliki oleh seorang al akh adalah jama’ah yang semata-mata berorientasi untuk mendekatkan diri pada Allah. Tentunya yang searah dengan apa yang diajarkan Rasulullah. Inilah syarat ”mutlak” dan yang menjadi alasan utama kenapa kita berijtihad memilih jama’ah ini ( tarbiyah ) sebagai bentuk representasi ketakwaan kita.
Modernisme dan perkembangan dunia menuntut kita untuk dewasa. Tidak boleh menjadi alasan bagi kita untuk meninggalkan tatanan nilai-nilai islam yang kafaah. Namun tidak pula menjadi alasan bagi kita untuk menjadi ’kaku’, memandang sesuatu berdasar pada 'nash' yang dijadikan statement tegas tanpa didasari pemahaman yang mendalam tentang asal-muasal dan kondisi saat turunnya 'nash' tersebut. Sehingga yang terjadi selanjutnya adalah munculnya banyak statement yang berlebihan sehingga budaya bid’ah dan takfir menjadi istilah yang seakan menjadi lumrah. Pahamilah islam sebagai sebuah sistem yang dinamis. Sayyid Qutb menyebutnya sebagai sebuah sistem hidup yang bergerak ( manhaj hayy mutaharrik ). Sebuah sistem yang hanya diwujudkan dan dijawantahkan oleh sekelompok manusia ( jama’ah ) yang menghendaki terwujudnya sistem islam yang realistik dan objektif. Oleh karena itu, pantaslah bagi kita mengatakan, ”Jama’ah ini ( tarbiyah ) adalah "PILIHAN atas sebuah "KEYAKINAN”.
Namun demikian ikhwati fillah, tidak pantas pula bagi kita untuk berbangga diri dan mengatakan jamaah ini adalah jama’ah yang terbaik. Ingatlah, dalam qur'an Nya, Allah menyeru kita ” Pilihlah jalan...”. Artinya, tidak menutup kemungkinan adanya jalan-jalan selain tarbiyah yang bisa dijadikan sebuah sarana untuk mendekatkan diri pada Nya. Ini adalah ijtihad yang kita yakini kebenarannya. Seperti yang penulis telah katakan sebelumnya, bahwa jama’ah adalah wujud representasi dari dakwah itu sendiri. Sehingga kokoh dan tegaknya dakwah, ditentukan pula oleh para pelaku jama’ahnya. Hal inilah yang menjadi suatu bentuk ”keterikatan” antara jama’ah sebagai suatu sistem yang menaungi dan kader sebagai pelaku yang mendalami. Ketidaktaatan dan ketidaktsiqohan kader pada jama’ah, menyebabkan dakwah yang dibangun akan hancur dengan sendirinya. Hal ini seperti yang dikatakan Ust Fathi Yakan, dalam bukunya,” Runtuhnya Dakwah di Tangan Da’i ”
Ikhwati fillah, satu point penting yang tidak boleh dilupakan dalam aktivitas berjama’ah adalah setiap bentuk pemahaman ( ilmu ) hendaknya selalu diaktualisasikan dalam bentuk amal ( Q.S Al Imran : 35 merepresentasikannya dalam bentuk jihad ) sebagai inti dari semua aktivitas dakwah. Artinya, semua aktivitas jama’ah, dikembalikan kepada kader sebagai pelaku ( eksekutor )di dalamnya. Inilah yang perlu dipahami, bahwa sesungguhnya jika kita lihat lebih dalam, tarbiyah bukanlah sekedar fasilitator yang akan ’memuaskan’ sekumpulan orang yang ada di dalamnya. Namun, sesungguhnya tarbiyah adalah mediator, tempat para aktivisnya melakukan ’ rekayasa amalnya ’.
Sempat beberapa kali penulis mendengar dan menyaksikan, seorang al akh yang menyatakan tidak puas dan kemudian hendak ’hengkang’ dari jama’ah. Mereka yang kecewa, akan surut, kemudian hilang tanpa nama. Tentunya butuh pemahaman disini, bahwa bukan jama’ah yang menjanjikan dan menjadikan seorang al akh masuk surga, namun semata-mata hanya karena buah ibadah dan muamalahnyalah yang mengantarkan diri pada keridhaan Nya.
Ikhwati fillah, pahamilah jama’ah ini secara ’bijak’, maka dengannya akan kita pahami arti dari kata ’Bertindak’. kesemuanya didasari oleh pemahaman, kecintaan, keloyalan yang mendalam sebagai arti dari kata ”Takwa”. Namun, janganlah kita menjadikan kecintaan itu menjadi sebuah kesempitan, sehingga kemudian kita menutup diri dari interaksi. Bertholabul ’ilmi dan bersaudaralah dimana saja, hingga kelak kata ”Ikhwah” tidak hanya milik para kader tarbiyah saja. Karena sesungguhnya persaudaraan kita bukanlah ukhuwah karena jama’ah, tapi ukhuwah islamiyah yang "hanya" dibatasi oleh nilai-nilai akidah di dalamnya.
Ikhwati fillah, memahami, memandang dan memposisikan diri dengan jama’ah dibutuhkan suatu proses pemahaman di dalamnya. Karena yang kita hadapi hari ini adalah sebuah komunitas jama’ah diantara berbagai jama’ah. Tidak ada jaminan siapa yang paling benar, walau banyak diantaranya yang merasa paling benar. Namun, cobalah untuk merangkai semua pemahaman tadi menjadi sebuah "kesatuan fiqroh". Pahamilah bahwa jama’ah ini semata-mata hanyalah sebuah wasilah dakwah, ijtihad yang kita yakini kedekatannya dengan ajaran Rasulullah. Artinya semua yang akan terjadi dikembalikan kepada kita sebagai pelakunya.
Beramallah...beramallah...beramallah... karena sesungguhnya ”amal adalah inti dari gerakan dakwah kita”. " Jangan hanya menjadi kader ngaji, tapi MALAS berkontribusi ". Pahamilah dakwah ini secara syumul...Laluilah perjalanan kecilnya yang berliku saat ini, sampai suatu saat engkau akan dipertemukan dalam suatu danau yang besar, muara dakwah...
Ikhwati fillah, berusahalah untuk berbuat yang terbaik untuk jama’ah, karena hal inilah yang akan menjadi jawaban seperti apa yang penulis yakini, akan adanya tatanan yang lebih baik, lebih sempurna dari jama’ah-jama’ah yang sudah ada, yang kemudian kesemuanya melebur dalam satu orientasi yang sama seluruhnya..."JAMA’ATUL MUSLIMIN, di bawah panji khilafah...sebuah kesatuan jamaah seperti apa yang ada pada zaman Rasulullah.... Wallahu’alam bissowab
Ma’raji :
- Q.S Al Maidah : 35
- Salafi sebuah fase sejarah bukan mahdzab ( Dr. M. Said Ramadhan al-Buthi )
- Taifah manshurah, kelompok yang dijanjikan ( Dr. Salman Al-Audah )
- Menuju Jama’atul Muslimin, telaah sistem jama’ah dalam gerakan islam ( Hussain bin Muhammad bin Ali Jabir )
Baca lanjutannya......