Sabtu, 27 September 2008 di 00.37 | 0 komentar  

UNTUKMU PARA PENYERU !!! ( Lakum Du’aatun !!!) Oleh : Rio Risnaldi “ Ya Allah, aku bersumpah kepada-Mu, bahwa besok aku akan bertemu musuh. Lalu mereka membunuhku, membelah perutku, memotong hidung dan telingaku. Kemudian, Engkau akan menanyaiku, “Demi siapa semua itu?” Aku menjawab, “Demi-Mu !”. Bismillah… Mungkin bagi sebagian orang, ada yang menganggap perkataan Abdullah bin Jahsy ini sebagai perkataan yang ‘menyeramkan’. Namun, ada juga sebagian dari mereka (sebagian kecil saja), yang menjadikannya sebagai sebuah ‘Tantangan...!!!’ Letupan Semangat…!!!, untuk lebih mendekat… Di permulaannya, kutipan ini sengaja penulis cantumkan. Sedikit ingin ‘membaca’ apa yang ada di pikiran, membuka ingatan dan mengembalikannya pada sebuah hakikat ‘KESADARAN’. UNTUKMU PARA PENYERU !!! Ingatlah!!! Allah adalah tujuanmu ! Ia menjadi slogan yang tidak lagi asing !!! di dalam berbagai buku, kitab pergerakan, juga nasyid di setiap kutipan, ’Allahu ghayatuna’ sudah ada dalam ingatan. Namun, seberapa besar Allah dijadikan tujuan ??? Jika tidak Rabb-mu kau sandingkan. Hai para penyeru …ingatlah !!! bahwa berhala tidak lagi patung batu, tidak pula pohon kayu, tapi ia adalah semua bentuk kejahatan nafsu !!! Ia berwujud harta…ia berwujud kuasa…sampai pada berwujud cinta…segala bentuk cinta dan kecintaannya... Dalam Qur’annya Allah mengingatkan : Artinya : Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[1384] dan Allah Telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? ( Qs. Al-jatsiyah : 23 ) [1384] maksudnya Tuhan membiarkan orang itu sesat, Karena Allah Telah mengetahui bahwa dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan kepadanya. Para penyeru …ingatlah !!! hanya ada dua buah jalan, ‘Syariat Allah, atau hawa nafsu orang-orang yang tidak mengerti’. Tidak ada jalan tengah, tidak pula jalan yang ketiga. Tiada seorangpun yang meninggalkan syariat, kalam-kalam Illahi, melainkan untuk mengikuti hawa nafsunya sendiri. Racun aktivis hari ini adalah keraguan, kemalasan dan bahkan penolakan. Tidak lain hal itu pula karena mereka lebih mengutamakan hawa nafsunya. Maka, untukmu para penyeru…Dia-lah ‘ghayyah-mu’…Tidak ada yang lain…!!!Maka, hendak bagimu mengembalikan hakikat kepemilikanmu…membelenggu semua hawa nafsu…dalam ketundukan pada Rabb-mu… Dakwah jalan hidup PASTImu ! Ia adalah cahaya. Setiap makhluk membutuhkan sinar terangnya. Namun, sinar yang terang tidak akan selamanya bercahaya, karena sifat terang selalu MELAWAN yang gelap, ’hitam’. Dan sesuatu yang hitam sifat pastinya tidak mudah dihapuskan. selalu ada bekas…Dan bekas-bekas itulah yang akan terus bertambah menjadi kegelapan. Itulah kebatilan…kemaksiatan…Tidak lagi ini dimiliki kaum kafir atau kaum munafik, orang nasrani atau orang majusi, tapi kenyataan berbicara, banyak pula dari umat kita sebagai pelakunya. Dari yang suka bakar kemenyan, sampai yang suka buat gunjingan, semua membutuhkan dakwahmu. Sebagaimana ia telah menjadi kewajiban atasmu. Dalam qur’an Nya Allah berfirman : Artinya : Bagi tiap-tiap umat Telah kami tetapkan syari'at tertentu yang mereka lakukan, Maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari'at) Ini dan Serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus. (Qs.Al-hajj : 67) Maka, untukmu para penyeru…Perluaslah ilmu…karena umat tidak hanya butuh dalil…sama halnya para koruptor yang tidak hanya butuh nasehat… Amanah, istiqomah dan jama’ah genggam bersamamu ! Ia adalah ketinggian. Laksana air yang menitik jatuh, memercik satu persatu menghantam batu. Semakin tinggi ilmu dan besarnya pengaruh, maka dakwah yang sulit takkan sukar berlalu. Namun, amanah sendiri bukanlah sesuatu yang mudah, semudah ketika kita menerimanya. Tidak sedikit dari mereka (rijalud da’wah), yang kemudian menjadi orang-orang yang ‘ingkar amanah’, atau bahkan enggan kembali menerima amanah. Karena melihat begitu banyaknya tribulasi dan pengorbanan yang harus diberikan. Mereka hendak bermain hitungan terhadap janji Allah (syurga). Maka, menjadi sunatullah bahwa para penegak Diennya, yang benar-benar loyal dan totalitas pada-Nya adalah mereka yang sedikit... Tidak lagi ditemukan sosok Mushaf bin Umair yang menyerahkan selutruh harta dan nyawa atas kecintaan pada Rabbnya... Dimanakah ’Musa-Musa’ zaman ini !!! Apakah sifat ’PENGECUT’ yang membuat kalian lari ? Maka, hendaknya tetes air itu menitik, terus-menerus tanpa henti. Walaupun kecil dan sedikit arti. Itulah ’Istiqomah’. Realita memang selalu berkata, teramat sulit untuk istiqomah. Untuk tetap tegar (tsabat) di jalan dakwah. Namun, bukankah Rasulullah telah menyeru pada umatnya : ”Jika seorang nabi telah memakai baju besinya, tidak pantas baginya untuk menanggalkan kembali hingga Allah memberi keputusan untuk dirinya dan musuhnya”. Begitu meletihkan dan mengecewakan memang, ketika seorang al akh yang seakan berjuang sendirian, sementara al akh yang lain ’lari dan mencoba sembunyi’ dari amanah dakwahnya. Tapi, tidak ada sebaik-baiknya penghibur, selain janji dari Tuhannya yang pasti... Untuk itu, hendaklah para penyeru tersadar, untuk kembali bergabung dalam kesatuan harokah...’Berjamaa’ah’. karena tetesan air yang lemah itu akan membalik menjadi derasnya...yang sulit itu akan menjadi ringan...yang lama itu akan menjadi cepat...sebagaimana air terjun itu yang menghancurkan batu-batu yang ada dibawahnya... Maka, untukmu para penyeru...Genggamlah ketiganya...kemudian ingat kembali janji pasti Nya... WAHAI PARA PENYERU !!! Setiap engkau adalah para penebang kayu !!! Sejak pagi ia bergegas...menapaki jalan tinggi lagi mendaki...Tajamnya batu...tusukan duri...sudah tidak lagi berarti...Karena dihadapannya ada impian masa depan....!!! Pohon-pohon yang harus ditebangnya menjadi kayu-kayu...satu-persatu...dengan kapak kecil asahan batu...ia terus hantamkan...ia terus tebangkan...hingga tak sadar...gelap kan datang...Keletihannya bahkan terus memicunya untuk terus bekerja sekuat tenaga...Karena dihadapannya, masih banyak pohon yang harus dia jatuhi...yang hendak dibawanya pulang, dengan seonggok tubuh tua sebagai penahan... Tidak pernah ia jadikan kayu-kayu itu sebagai beban...karena anggapannya, kayu itu kelak ’PASTI’ berguna...untuk hidupnya, atau mungkin orang yang ditemuinya... Inilah hakikat dirimu....Hai para penyeru...!!! Rijalud dakwah tidak boleh menyerah...Apa artinya duri, batu-batu cadas...waktu yang hilang atau harta dan tenaga yang terbuang...Karena telah jelas, Allah telah membukakan mata terangnya...dihadapannya terlihat jelas, begitu nyata...aroma kenikmatan syurga... Ia sadar, ada umat yang membutuhkan pencerahannya...satu-persatu bahkan jika ia mampu...dengan ilmu sebagai kapak pengadu, antara terang dan gelap sebagai waktu semu...maka, tidak ada keletihan atau sepintas kekecewaan...Karena, umat yang didakwahi ”PASTI” akan berguna dan membawa kemaslahatan nanti...bagi janji-Nya...dan bagi dien-Nya...pasti... WAHAI PARA PENYERU...!!! Sungguh teramat indah apa yang dikatakan seorang DR. Syaikh Abdullah Azzam : “ Satu kelompok kecil, mereka mantap pada keyakinannya. Bahkan satu kelompok yang lebih kecil dari ini, adalah mereka yang meninggalkan kehidupan materi dunia untuk bertindak menurut keyakinan ini. Dan kelompok yang lebih kecil dari kelompok elit ini, adalah mereka yang mengorbankan darah dan jiwa mereka untuk mencapai kemenangan atas keyakinan dan cita-cita ini. Jadi, mereka adalah yang terbaik, dari yang terbaik, diantara yang terbaik.” ( Syaikh Dr.Abdullah Azzam ). Wahai para penyeru...sampaikah engkau seperti itu...? Wallahu’alam Ma’raji : Al Qur’an Titik Tolak Aktivis Dakwah, ( Al-Munthalaq ), Muhammmad Ahmad ar-Rasyid. Fiqih Pergerakan Sayyid qutb, ( Fiqhud-Da’wah : Maudhu’at fi ad-Da’wah wal harakah ), Sayyid Qutb Bergabung bersama kafilah syuhada. DR Syaikh Abdullah Azzam.

Baca lanjutannya......
Diposting oleh rio

ada sekelumit pertanyaan, ketika saya menyaksikan seorang aktivis, atau mungkin saya menyaksikan diri saya sendiri yang mencoba untuk aktiv, memberikan seluruh potensi dan idealismenya, mencurahkan seluruh pemikiran dan maalnya,kemudian mendapat status sebagai aktivis "DO"(Drop Out). pertanyaan pertama, mungkinkah ia atau saya yang tidak bisa membagi amanah ? pertanyaan kedua, mungkinkah ia atau saya yang terlalu asik dengan amanah ? atau pertanyaan ketiga, mungkinkah ia atau saya yang terlalu dibebankan amanah ? pertanyaan pertama adalah kasuistik yang sering terjadi.hal ini sering menjadi 'judge' bagi kelompok kedua untuk mengatakan al akh atau saya tidak tawadzun. artinya, al akh atau saya yang mendapat tudingan atas ketidak suksesannya mengelola amanah... pertanyaan kedua adalah hal yang unik. dikatakan hal ini jarang terjadi.dari seper sejuta kader, mgkn hanya 0,000001% kader yang bisa dikatakan 'terlalu asik', menikmati amanah dakwahnya.yang d dapati, kbanyakan kader terjegal di fase2 saat harus memilih antara 'tetap bekerja' sebagai duat, atau 'membanting stir' 180 derajat utk 'memperbaiki keterpurukan akademis'... pertanyaan ketiga adalah bukti kerapuhan gerakan dakwah.ketika al akh atau saya harus "DO" karena dilihatnya tidak ada celah baginya 'bernapas' selang sesaat. ini menjadi real ketika sebuah gerakan tidak memiliki sistem kaderisasi yang baik. hal ini yang sering dilupakan gerakan (jamaah).wal hasil tidak ada kemungkinan bagi al akh atau saya untuk 'memilih' yang lain. bukan karena tidak ingin, bukan karena terpaksa, tapi ini karena dampak buruk kondisi, sehingga al akh atau saya akan 'merasa bersalah' jika tidak memilihnya... dari ketiga pertanyaan itu, yang harus dipikirkan adalah kemungkinan2 yang terjadi setelahnya.ketika perjuangan al akh atau saya berakhir dengan "DO". yang jelas, al akh akan makin bertambah 'bebannya'.'ekstrim'nya mungkin 'kekecewaan' yang akan di tanggung berikutnya. begitu pula harokah sebagai 'pemiliknya'.seharusnya akan kehilangan yang begitu luar biasa. karena, 1 "KADER INTI",yang menjadi penyanggah gerakan, pergi begitu saja... kasus-kasus ini sangat dekat dengan saya, bahkan hampir berhimpit dengan saya... setelah beberapa saudara aktivis saya "DO", apa salanjutnya saya juga "DO"...? apakah dakwah ini merasa kehilangan atas saya ??? (ditulis sebagai buah kegelisahan, sekaligus kritikan atas ketidak rapihan kaderisasi gerakan)

Baca lanjutannya......
Diposting oleh rio
Sabtu, 16 Agustus 2008 di 19.28 | 0 komentar  

Ku lihat merdekamu dusta, ketika anak sekolah, sebab biaya tak lagi murah, ku lihat merdekamu dusta, ketika sang bapak tak lagi kerja, mengemis di jalan meminta iba, Ku lihat merdekamu dusta, busung lapar kian meraja, makan batukah mereka.. . Rakyatku....rakyat Indonesiaku...!!! Boeng Tomo.. Bolehkah ku ikuti jejakmu..? kan kurobek putih bendera itu, karena kesucian tlah hilang dipangkuan pertiwiku.. Lihatlah.. rakyatku yang nista dengan seks dan narkoba.. Lihatlah.. 'Raja' dan penguasa yang sibuk makan harta.. Indonesia.... Biarlah benderamu menyisahkan merah, tanda buah kemarahanku, kemarahan berjuta manusia yang kau tipu.. Benderaku.. Kau telah lusuh, tiangmu terbelit belukar, sedang warna kainmu kini tlah pudar.. Hari ini... biarlah rakyatku menghibur diri, atau mungkin hendak menipu hati..? sementara 'raja', biarlah sehari ia tipu rakyatnya, setelah itu.., akan ku balas segala pengingkarannya.. Akulah.., anak-anak garuda, yang kan mengoyak tubuh singgasana...

Baca lanjutannya......
Diposting oleh rio

UNTUKMU PARA PENYERU !!! ( Lakum Du’aatun !!!) Oleh : Rio Risnaldi
“ Ya Allah, aku bersumpah kepada-Mu, bahwa besok aku akan bertemu musuh. Lalu mereka membunuhku, membelah perutku, memotong hidung dan telingaku. Kemudian, Engkau akan menanyaiku, “Demi siapa semua itu?” Aku menjawab, “Demi-Mu !”.
Bismillah…
Mungkin bagi sebagian orang, ada yang menganggap perkataan Abdullah bin Jahsy ini sebagai perkataan yang ‘menyeramkan’. Namun, ada juga sebagian dari mereka (sebagian kecil saja), yang menjadikannya sebagai sebuah ‘Tantangan...!!!’ Letupan Semangat…!!!, untuk lebih mendekat…
Di permulaannya, kutipan ini sengaja penulis cantumkan. Sedikit ingin ‘membaca’ apa yang ada di pikiran, membuka ingatan dan mengembalikannya pada sebuah hakikat ‘KESADARAN’.
UNTUKMU PARA PENYERU !!!
Ingatlah…!!!
Allah adalah tujuanmu !
Ia menjadi slogan yang tidak lagi asing !!! di dalam berbagai buku, kitab pergerakan, juga nasyid di setiap kutipan, ’Allahu ghayatuna’ sudah ada dalam ingatan. Namun, seberapa besar Allah dijadikan tujuan ??? Jika tidak Rabb-mu kau sandingkan.
Hai para penyeru …ingatlah !!! bahwa berhala tidak lagi patung batu, tidak pula pohon kayu, tapi ia adalah semua bentuk kejahatan nafsu !!! Ia berwujud harta…ia berwujud kuasa…sampai pada berwujud cinta…segala bentuk cinta dan kecintaannya...
Dalam Qur’annya Allah mengingatkan :
Artinya : Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[1384] dan Allah Telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? ( Qs. Al-jatsiyah : 23 )
[1384] maksudnya Tuhan membiarkan orang itu sesat, Karena Allah Telah mengetahui bahwa dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan kepadanya.
Para penyeru …ingatlah !!! hanya ada dua buah jalan, ‘Syariat Allah, atau hawa nafsu orang-orang yang tidak mengerti’. Tidak ada jalan tengah, tidak pula jalan yang ketiga. Tiada seorangpun yang meninggalkan syariat, kalam-kalam Illahi, melainkan untuk mengikuti hawa nafsunya sendiri.
Racun aktivis hari ini adalah keraguan, kemalasan dan bahkan penolakan. Tidak lain hal itu pula karena mereka lebih mengutamakan hawa nafsunya.
Maka, untukmu para penyeru…Dia-lah ‘ghayyah-mu’…Tidak ada yang lain…!!!Maka, hendak bagimu mengembalikan hakikat kepemilikanmu…membelenggu semua hawa nafsu…dalam ketundukan pada Rabb-mu…
Dakwah jalan hidup PASTImu !
Ia adalah cahaya. Setiap makhluk membutuhkan sinar terangnya. Namun, sinar yang terang tidak akan selamanya bercahaya, karena sifat terang selalu MELAWAN yang gelap, ’hitam’. Dan sesuatu yang hitam sifat pastinya tidak mudah dihapuskan. selalu ada bekas…Dan bekas-bekas itulah yang akan terus bertambah menjadi kegelapan. Itulah kebatilan…kemaksiatan…Tidak lagi ini dimiliki kaum kafir atau kaum munafik, orang nasrani atau orang majusi, tapi kenyataan berbicara, banyak pula dari umat kita sebagai pelakunya. Dari yang suka bakar kemenyan, sampai yang suka buat gunjingan, semua membutuhkan dakwahmu. Sebagaimana ia telah menjadi kewajiban atasmu.
Dalam qur’an Nya Allah berfirman :
Artinya : Bagi tiap-tiap umat Telah kami tetapkan syari'at tertentu yang mereka lakukan, Maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari'at) Ini dan Serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus. (Qs.Al-hajj : 67)
Maka, untukmu para penyeru…Perluaslah ilmu…karena umat tidak hanya butuh dalil…sama halnya para koruptor yang tidak hanya butuh nasehat…
Amanah, istiqomah dan jama’ah genggam bersamamu !
Ia adalah ketinggian. Laksana air yang menitik jatuh, memercik satu persatu menghantam batu. Semakin tinggi ilmu dan besarnya pengaruh, maka dakwah yang sulit takkan sukar berlalu. Namun, amanah sendiri bukanlah sesuatu yang mudah, semudah ketika kita menerimanya. Tidak sedikit dari mereka (rijalud da’wah), yang kemudian menjadi orang-orang yang ‘ingkar amanah’, atau bahkan enggan kembali menerima amanah. Karena melihat begitu banyaknya tribulasi dan pengorbanan yang harus diberikan. Mereka hendak bermain hitungan terhadap janji Allah (syurga). Maka, menjadi sunatullah bahwa para penegak Diennya, yang benar-benar loyal dan totalitas pada-Nya adalah mereka yang sedikit...
Tidak lagi ditemukan sosok Mushaf bin Umair yang menyerahkan selutruh harta dan nyawa atas kecintaan pada Rabbnya...Dimanakah ’Musa-Musa’ zaman ini !!! Apakah sifat ’PENGECUT’ yang membuat kalian lari ?
Maka, hendaknya tetes air itu menitik, terus-menerus tanpa henti. Walaupun kecil dan sedikit arti. Itulah ’Istiqomah’.
Realita memang selalu berkata, teramat sulit untuk istiqomah. Untuk tetap tegar (tsabat) di jalan dakwah. Namun, bukankah Rasulullah telah menyeru pada umatnya :
”Jika seorang nabi telah memakai baju besinya, tidak pantas baginya untuk menanggalkan kembali hingga Allah memberi keputusan untuk dirinya dan musuhnya”.
Begitu meletihkan dan mengecewakan memang, ketika seorang al akh yang seakan berjuang sendirian, sementara al akh yang lain ’lari dan mencoba sembunyi’ dari amanah dakwahnya. Tapi, tidak ada sebaik-baiknya penghibur, selain janji dari Tuhannya yang pasti...
Untuk itu, hendaklah para penyeru tersadar, untuk kembali bergabung dalam kesatuan harokah...’Berjamaa’ah’. karena tetesan air yang lemah itu akan membalik menjadi derasnya...yang sulit itu akan menjadi ringan...yang lama itu akan menjadi cepat...sebagaimana air terjun itu yang menghancurkan batu-batu yang ada dibawahnya...
Maka, untukmu para penyeru...Genggamlah ketiganya...kemudian ingat kembali janji pasti Nya...
WAHAI PARA PENYERU !!!
Setiap engkau adalah para penebang kayu !!!
Sejak pagi ia bergegas...menapaki jalan tinggi lagi mendaki...Tajamnya batu...tusukan duri...sudah tidak lagi berarti...Karena dihadapannya ada impian masa depan....!!! Pohon-pohon yang harus ditebangnya menjadi kayu-kayu...satu-persatu...dengan kapak kecil asahan batu...ia terus hantamkan...ia terus tebangkan...hingga tak sadar...gelap kan datang...Keletihannya bahkan terus memicunya untuk terus bekerja sekuat tenaga...Karena dihadapannya, masih banyak pohon yang harus dia jatuhi...yang hendak dibawanya pulang, dengan seonggok tubuh tua sebagai penahan...
Tidak pernah ia jadikan kayu-kayu itu sebagai beban...karena anggapannya, kayu itu kelak ’PASTI’ berguna...untuk hidupnya, atau mungkin orang yang ditemuinya...
Inilah hakikat dirimu....Hai para penyeru...!!!
Rijalud dakwah tidak boleh menyerah...Apa artinya duri, batu-batu cadas...waktu yang hilang atau harta dan tenaga yang terbuang...Karena telah jelas, Allah telah membukakan mata terangnya...dihadapannya terlihat jelas, begitu nyata...aroma kenikmatan syurga...
Ia sadar, ada umat yang membutuhkan pencerahannya...satu-persatu bahkan jika ia mampu...dengan ilmu sebagai kapak pengadu, antara terang dan gelap sebagai waktu semu...maka, tidak ada keletihan atau sepintas kekecewaan...Karena, umat yang didakwahi ”PASTI” akan berguna dan membawa kemaslahatan nanti...bagi janji-Nya...dan bagi dien-Nya...pasti...
WAHAI PARA PENYERU...!!!
Sungguh teramat indah apa yang dikatakan seorang DR. Syaikh Abdullah Azzam :
“ Satu kelompok kecil, mereka mantap pada keyakinannya. Bahkan satu kelompok yang lebih kecil dari ini, adalah mereka yang meninggalkan kehidupan materi dunia untuk bertindak menurut keyakinan ini. Dan kelompok yang lebih kecil dari kelompok elit ini, adalah mereka yang mengorbankan darah dan jiwa mereka untuk mencapai kemenangan atas keyakinan dan cita-cita ini. Jadi, mereka adalah yang terbaik, dari yang terbaik, diantara yang terbaik.” ( Syaikh Dr.Abdullah Azzam ).
Wahai para penyeru...sampaikah engkau seperti itu...?
Wallahu’alam
Ma’raji : Al Qur’an Titik Tolak Aktivis Dakwah, ( Al-Munthalaq ), Muhammmad Ahmad ar-Rasyid. Fiqih Pergerakan Sayyid qutb, ( Fiqhud-Da’wah : Maudhu’at fi ad-Da’wah wal harakah ), Sayyid Qutb Bergabung bersama kafilah syuhada. DR Syaikh Abdullah Azzam

Baca lanjutannya......
Diposting oleh rio

Ada hal yang mendasar kenapa PKS kalah..(menurut saya)... runtutannya gini : kesalahan utama adalah : PKS ga punya calon independent...baik di cagub maupun cawagub... PKS jateng ga punya calon yang "Familiar" di masyarakat...sedang rival PKS jateng ga pernah berubah...dan selalu di urutan ke atas...pa lagi banyak kontra dari rival sekarng... berbagai calon luar yang ditawarkan akan diusung PKS ternyata ga siap...sedang cuma sukawi yang bersedia TTD MOU... ini kesempatan besar buat sukawi...( sambil menyelam minum air...karena kader PKS bisa jadi senjata mobilisasi dan suara... anggapan PKS, cuma sukawi yang familiar utk rival sekelas bibit... justru : ini keputusan berat... 1.mengingat ikhwah sendiri sudah sangat antipati dan jelas2 tau track record sukawi... 2. masyarkat yang bisa diasumsikan demikian, terutama di kota.... 3. kasus buruk sukawai...yang bisa2 terkuak...terblow up massa da melemahkan citra PKS 4. dll wal hasil, 1.jelas... PKS melawan kendala internal sendiri...menurunnya militansi atau bahkan menghadapi antipati kader terhadap sukawi... buktinya rill pass jalan sehat yang diadain semarang...padahal ngundang tifatul dan tokoh2 kelas nasional demokrat : aji masaid, angelina sondak, ruhut sitompul, dan komar...yang dateng cuma sedikit...anehnya dari yang sedikit itu mgkn 80% kadernya pks...DEMOKRAT jateng GA SUNGGUH2... lucunya...nasyid harokah " AURA KEMENANGANNYA Iltidzam " harus didampingi ma lagu dangdut penyanyi seksi ( saya ga lihat loh...!!!) wal hasil akhwat2 ga mo turun tribun...ngadem!!!jadi terkesan memang ga niat dukung... 2.jangankan di kota, di desa sendiri di wil semarang misal, jumlah partisipan golput mencapai setengah suara pemilih...padahal ni seharunya bisa terditribusi ke PKS... asumsinya : 1.perpecahan cln pemilih PKB di pnddk desa yang notabennya banyak, shg lbih memilih golput 2.optomalisasi peran kader PKS sendiri.. wajar : mainset yang terbentuk di kader pks sendiri, "jangan terlalu menguras energi di pilgub 2008, yang penting kita siapkan pemenangan 2009.." 3.kekhawatirannya PKS ketika PAHAM ( aliansi gerakan anti korupsi ) "menyerang" sukawi di detik2 pilgub... KENAPA PKS PILIH SUKAWI...? -katanya yang paling dikit mudaratnya... sedikit2nya mudaratnya sukawi ternyata banyak banget loh...suer!!! - PKS ga punya calon independet... seandainya ada, walau ga terkenal sekalipun, PASTI KADER2 JATENG JADI 'PURE"..."TAJARUD" mati2an ngedukung dan ekspansi... - lawannya musuh kelas berat...dari PDIP "BIBIT". pa lagi di dukung rustri yang jadi bupatinya "KEBUMEN"...??? yah...pilihan serba ga menguntungkan... tapi, knapa ga di coba ???? tugas PKS yang utam menurut saya ??? memfamiliarkan tokoh2nya dulu ke masy.... klo mau PKS 2009 menang...!!! gtu... semangat deh kader2 jateng... golput terbesar sepanjang masa... jadi PR kita... kekalahan hari ini adalah bukti allah ingin memenagkan segala kemenangan...bukan sekedar struktural...tapi juga kemenangan internal dan ruh gerakan.... berkacalah pada perang uhud yang penuh hikmah.... buat kamda semarang....INI TANTANGAN !!!! HARUS LEBIH BERANI....GA ADA LAGI BEBAN... KARENA KITA AKAN MEMERAHKAN YANG MERAH...dengan MERAH YANG MENYALA -NYALA...!!!! HIT THE RED !!!

Baca lanjutannya......
Diposting oleh rio

CERITA TENTANG BADUT.... Dut...badut..badut...badut...jaman sekarang...
mong..ngomong..ngmong...ngomong..ngomong...ngomong...
ngomong sembarang...
ditelevisi..di radio-radio...
di koran-koran...di atas mimbar...
ooo...ooo..oo...
ooo...ooo..oo..
Para pengaku intelek...
Tingkah polahnya lebihi badut...
Kaum pencuri tikus...
Politikus palsu saingi badut...
ooo...ooo..oo..
ooo...ooo..oo..
--------------------------------------------------------------
hari ini banyak badut berkeliaran...
coba ngebanyol agar rakyat senang...
di kasih senyum juga lawakan...
tapi sayang, dibalas "TERIAKAN"...
>>>
rakyat mulai bosan sama badut...
otaknya kurus...perutnya gendut...
badut sok hebat...
awas nanti kualat...
<<<>>>
badut sok pintar...
coba berkelakar...
rakyat jangan manja...
makanya harus kerja..!!!
<<<>>>
badut jadi bingung...
akhirnya berbisik sama rakyat...
maaf klo rakyat tersinggung...
klo dugaan saya tepat
2009 saya ga lagi jabat...
-----------------------------------------------------------------
kelakar ini cuma fiksi belaka...
klo da kesamaan nasib dan sifat...
berarti kebetulan...sekalian kasih sindiran...

Baca lanjutannya......
Diposting oleh rio

JUNDI....knapa napasmu terhenti... apa lelah tlah kau temui... sebab darah tlah kau kucuri...
JUNDI...knapa napasmu terhenti... di tengah panas kecamuk menanti... sejak lunglai kaki terhempas besi...
JUNDI...knapa napasmu terhenti... knapa napasmu terhenti...
BERDEGUBLAH..
berdegublah dengan smakin kencangnya... ya, smakin kencangnya...
Karna stiap denyutmu adalah kehidupan... sebab nyawa saudaramu jadi rebutan...
JUNDI...rautmu isyarat keteguhan... menapak satu demi satu kematian...
JUNDI...ayun dan tgakkanlah pedang... jika tidak kerikil kau hempaskan... menghunus darah hitam kedzoliman... dari mereka yang tak berbelas kasihan...
JUNDI...knapa napasmu terhenti... adakah kata bagimu MATI...
JUNDI...knapa napasmu terhenti...
JADIKAN NYAWAKU SEBAGAI GANTI...!!!

Baca lanjutannya......
Diposting oleh rio

MENUJU KESATUAN FIQROH
Ba’da syukur pada Allah dan shalawat pada Rasulullah… Teruntuk mereka, ‘ Al Akh ‘ di persimpangan jalan... Mereka yang hatinya kini dalam keraguan, antara berjalan melangkah atau berhenti di tengah…antara sekelumit tanya dan prasangka yang mengikutinya… Catatan ini penulis sampaikan… Bismillah… Ikhwati fillah, inilah pemahaman yang penting untuk diketahui, yang kemudian hendaknya dijadikan sebuah bentuk realisasi. Karena pemahaman ini adalah ’telapak kaki’ yang akan mengantarkan kita kepada kebenaran jalan yang hakiki ( Thoriqu da’wah ). Satu hal yang perlu disadari, bahwa Allah telah menentukan garis hidup kita untuk mengemban misi yang mulia sebagai khalifah, penyebar risalah nubuwwah. Suatu amanah yang ’luar biasa’ tentunya karena yang kita hadapi bukanlah sekedar mimpi-mimpi pagi yang ketika tidak diingini dapat ditinggal pergi. Namun, akan dijumpai padanya hari ini dan esok hari berbagai Tribulasi yang akan menyurutkan kita disetiap langkahnya. Bagi kita yang tidak kuat maka akan hilang tertelan bersamanya. Ikhwati fillah, bagaimanapun juga dakwah ini tidak akan sanggup dilaksanakan seorang diri. Bahkan, seorang Musa As pun membutuhkan seorang Harun As untuk menghancurkan kediktatoran Fir’aun. Artinya, aktifitas dakwah sekecil apapun akan banyak menguras energi jika dilakukan seorang sendiri. Butuh kerja-kerja kolektif dengan kepemimpinan yang arif sebagai sumber inspirasi. Hal inilah yang menjadi substansi dari sebuah ” Jama’ah ”. Sebagaimana yang dikatakan Umar bin khatab ra : ” Wahai masyarakat arab, bumi adalah bumi, tidak ada islam kecuali dengan jama’ah, tidak ada jama’ah kecuali dengan kepemimpinan, dan tidak ada kepemimpinan kecuali dengan ketaatan.”
Inilah yang perlu dipahami, bahwa jama’ah sesungguhnya adalah bentuk representasi, miniatur dari dakwah itu sendiri. Ia adalah sistem yang menaungi dari pencapaian dan penyebaran nilai-nilai yang islami. Di dalamnya terdapat sekumpulan ’orang-orang khusus’ dengan berbagai tingkatan pemahaman dan kompetensi, yang dengan karenanya, islam, ilmu dan amalnya tersampaikan dengan sempurna. Namun, ketika itu semua dikembalikan pada realita yang terjadi saat ini, dimana komunitas jama’ah yang semakin bervariasi dengan orientasi amalnya sendiri-sendiri, tentu akan banyak menimbulkan gesekan fikroh disana-sini. Panas telinga penulis ketika mendengar berbagai macam tudingan yang saling memojokkan, bahkan sampai pada tingkat pentakfiran ( pengkafiran ). Naudzubillah..., sebuah komunitas jamaah yang dulu dibangun dengan ketaatan oleh Rasulllah, kini meninggalkan sedemikian banyak perdebatan hingga memunculkan banyak firqah ( kelompok jama’ah ) yang saling memakan dan melemahkan. Ini sebuah sunatullah. ” ...Sesungguhnya bani israel terpecah menjadi 72 golongan, dan umatku terpecah menjadi 73 golongan. Semua akan masuk neraka kecuali hanya satu golongan.” Mereka bertanya, ” Siapa mereka wahai Rasulullah ?” Rasulullah menjawab, ”orang yang mengikuti ( sunah ) ku dan ( sunah ) sahabat-sahabatku.” ( H.R Tarmidzi, Ibnu Majah dan Abu Daud ) "Kesatuan Fiqroh...inilah yang menurut hemat penulis perlu dipahami lebih dalam. Kemampuan seorang ’al akh’ untuk memahami hakikat jama’ah, bagaimana ia memandang dan memposisikan diri terhadapnya. Hal inilah yang perlu menjadi prioritas utama. Dengan demikian, seorang ’al akh’ tidak akan lagi mengalami keraguan. Tidak menjadi kader-kader di persimpangan jalan. Ia akan menjadi orang-orang yang benar-benar tajarrud ( totalitas ) dalam setiap aktivitas gerakannya.
Ikhwati fillah, marilah kita berfikir bersama bagaimana selayaknya kita memandang dan memposisikan diri terhadap jama’ah. Baca dan simaklah Q.S Al Maidah : 35 ” Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada Nya dan berjihadlah pada jalan Nya supaya kamu mendapat keberuntungan.” ( Q.S Al Maidah : 35 ) Ikhwati fillah, dari kutipan ayat di atas, sesungguhnya ada 3 point penting yang menjadi substansi sebuah jama’ah. Kata ’takwa’,’mendekatkan diri’, dan jihad’. Pahamilah, bahwa Allah menghendaki kita berjama’ah sesungguhnya sebagai sebuah bentuk ’ekspresi’, aplikasi dan penerjemahan dari ketakwaan kita pada Nya. Inilah dasar pemahaman yang harus diketahui. Karenanya setiap al akh, hendaknya bersungguh-sungguh pada jama’ahnya, sebagaimana kesungguhan yang menjadikan ia makin bertakwa pada Nya. Kemudian timbullah pertanyaan, lalu jama’ah yang mana ? jama’ah A yang lebih banyak diam, jama’ah B yang terlalu ekstrim, atau jama’ah yang seperti apa ? maka penulis meyakinkan bahwa sesungguhnya jama’ah yang wajib dimiliki oleh seorang al akh adalah jama’ah yang semata-mata berorientasi untuk mendekatkan diri pada Allah. Tentunya yang searah dengan apa yang diajarkan Rasulullah. Inilah syarat ”mutlak” dan yang menjadi alasan utama kenapa kita berijtihad memilih jama’ah ini ( tarbiyah ) sebagai bentuk representasi ketakwaan kita. Modernisme dan perkembangan dunia menuntut kita untuk dewasa. Tidak boleh menjadi alasan bagi kita untuk meninggalkan tatanan nilai-nilai islam yang kafaah. Namun tidak pula menjadi alasan bagi kita untuk menjadi ’kaku’, memandang sesuatu berdasar pada 'nash' yang dijadikan statement tegas tanpa didasari pemahaman yang mendalam tentang asal-muasal dan kondisi saat turunnya 'nash' tersebut. Sehingga yang terjadi selanjutnya adalah munculnya banyak statement yang berlebihan sehingga budaya bid’ah dan takfir menjadi istilah yang seakan menjadi lumrah. Pahamilah islam sebagai sebuah sistem yang dinamis. Sayyid Qutb menyebutnya sebagai sebuah sistem hidup yang bergerak ( manhaj hayy mutaharrik ). Sebuah sistem yang hanya diwujudkan dan dijawantahkan oleh sekelompok manusia ( jama’ah ) yang menghendaki terwujudnya sistem islam yang realistik dan objektif. Oleh karena itu, pantaslah bagi kita mengatakan, ”Jama’ah ini ( tarbiyah ) adalah "PILIHAN atas sebuah "KEYAKINAN”.
Namun demikian ikhwati fillah, tidak pantas pula bagi kita untuk berbangga diri dan mengatakan jamaah ini adalah jama’ah yang terbaik. Ingatlah, dalam qur'an Nya, Allah menyeru kita ” Pilihlah jalan...”. Artinya, tidak menutup kemungkinan adanya jalan-jalan selain tarbiyah yang bisa dijadikan sebuah sarana untuk mendekatkan diri pada Nya. Ini adalah ijtihad yang kita yakini kebenarannya. Seperti yang penulis telah katakan sebelumnya, bahwa jama’ah adalah wujud representasi dari dakwah itu sendiri. Sehingga kokoh dan tegaknya dakwah, ditentukan pula oleh para pelaku jama’ahnya. Hal inilah yang menjadi suatu bentuk ”keterikatan” antara jama’ah sebagai suatu sistem yang menaungi dan kader sebagai pelaku yang mendalami. Ketidaktaatan dan ketidaktsiqohan kader pada jama’ah, menyebabkan dakwah yang dibangun akan hancur dengan sendirinya. Hal ini seperti yang dikatakan Ust Fathi Yakan, dalam bukunya,” Runtuhnya Dakwah di Tangan Da’i ” Ikhwati fillah, satu point penting yang tidak boleh dilupakan dalam aktivitas berjama’ah adalah setiap bentuk pemahaman ( ilmu ) hendaknya selalu diaktualisasikan dalam bentuk amal ( Q.S Al Imran : 35 merepresentasikannya dalam bentuk jihad ) sebagai inti dari semua aktivitas dakwah. Artinya, semua aktivitas jama’ah, dikembalikan kepada kader sebagai pelaku ( eksekutor )di dalamnya. Inilah yang perlu dipahami, bahwa sesungguhnya jika kita lihat lebih dalam, tarbiyah bukanlah sekedar fasilitator yang akan ’memuaskan’ sekumpulan orang yang ada di dalamnya. Namun, sesungguhnya tarbiyah adalah mediator, tempat para aktivisnya melakukan ’ rekayasa amalnya ’. Sempat beberapa kali penulis mendengar dan menyaksikan, seorang al akh yang menyatakan tidak puas dan kemudian hendak ’hengkang’ dari jama’ah. Mereka yang kecewa, akan surut, kemudian hilang tanpa nama. Tentunya butuh pemahaman disini, bahwa bukan jama’ah yang menjanjikan dan menjadikan seorang al akh masuk surga, namun semata-mata hanya karena buah ibadah dan muamalahnyalah yang mengantarkan diri pada keridhaan Nya. Ikhwati fillah, pahamilah jama’ah ini secara ’bijak’, maka dengannya akan kita pahami arti dari kata ’Bertindak’. kesemuanya didasari oleh pemahaman, kecintaan, keloyalan yang mendalam sebagai arti dari kata ”Takwa”. Namun, janganlah kita menjadikan kecintaan itu menjadi sebuah kesempitan, sehingga kemudian kita menutup diri dari interaksi. Bertholabul ’ilmi dan bersaudaralah dimana saja, hingga kelak kata ”Ikhwah” tidak hanya milik para kader tarbiyah saja. Karena sesungguhnya persaudaraan kita bukanlah ukhuwah karena jama’ah, tapi ukhuwah islamiyah yang "hanya" dibatasi oleh nilai-nilai akidah di dalamnya. Ikhwati fillah, memahami, memandang dan memposisikan diri dengan jama’ah dibutuhkan suatu proses pemahaman di dalamnya. Karena yang kita hadapi hari ini adalah sebuah komunitas jama’ah diantara berbagai jama’ah. Tidak ada jaminan siapa yang paling benar, walau banyak diantaranya yang merasa paling benar. Namun, cobalah untuk merangkai semua pemahaman tadi menjadi sebuah "kesatuan fiqroh". Pahamilah bahwa jama’ah ini semata-mata hanyalah sebuah wasilah dakwah, ijtihad yang kita yakini kedekatannya dengan ajaran Rasulullah. Artinya semua yang akan terjadi dikembalikan kepada kita sebagai pelakunya. Beramallah...beramallah...beramallah... karena sesungguhnya ”amal adalah inti dari gerakan dakwah kita”. " Jangan hanya menjadi kader ngaji, tapi MALAS berkontribusi ". Pahamilah dakwah ini secara syumul...Laluilah perjalanan kecilnya yang berliku saat ini, sampai suatu saat engkau akan dipertemukan dalam suatu danau yang besar, muara dakwah...
Ikhwati fillah, berusahalah untuk berbuat yang terbaik untuk jama’ah, karena hal inilah yang akan menjadi jawaban seperti apa yang penulis yakini, akan adanya tatanan yang lebih baik, lebih sempurna dari jama’ah-jama’ah yang sudah ada, yang kemudian kesemuanya melebur dalam satu orientasi yang sama seluruhnya..."JAMA’ATUL MUSLIMIN, di bawah panji khilafah...sebuah kesatuan jamaah seperti apa yang ada pada zaman Rasulullah.... Wallahu’alam bissowab
Ma’raji : - Q.S Al Maidah : 35 - Salafi sebuah fase sejarah bukan mahdzab ( Dr. M. Said Ramadhan al-Buthi ) - Taifah manshurah, kelompok yang dijanjikan ( Dr. Salman Al-Audah ) - Menuju Jama’atul Muslimin, telaah sistem jama’ah dalam gerakan islam ( Hussain bin Muhammad bin Ali Jabir )

Baca lanjutannya......
Diposting oleh rio

KAMMI MENAPAKI MASA DEPAN
Oleh : Rio Risnaldi ( Staff Humas KAMDA )
“ Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakad dan sejarah. Menulis adalah kerja untuk keabadian.” ( Ananta Toer )
Kutipan diatas menjadi retorika yang sempurna, sekaligus cerminan hendaknya bagi siapa yang menginginkan kemajuan cita-cita. Penulis tidak mengartikan salinan katanya dalam makna yang sebenarnya. Namun hanya ingin mendeskripsikannya sebagai sebuah makna yang berarti “ Kerja “.
Satu dekade KAMMI berdiri, usia yang masih terbilang muda memang. KAMMI mulai merangkak menuju kedewasaannya. Namun, waktu yang sedemikian itu, selayaknya dijadikan parameter bagi KAMMI untuk menilai arti dari sebuah kontribusi. Kerja-kerja apa yang sudah dilakukan dan seberapa besarkah memperoleh kemanfaatan, ini menjadi ukuran. Dinamika politik dan sejarah memang menuntut KAMMI untuk siap sedia berubah. Mengadaptasi, tentunya bukan dengan cara berevolusi. Hal ini karena KAMMI terlahir sebagai gerakan moral, bukan gerakan politik yang bertujuan untuk menjatuhkan kekuasaan. Sehingga Ust Mahfud Sidig menyebut KAMMI sebagai “gerakan islah”. Inilah kelebihannya, sehingga di tengah fragmentasi gerakan mahasiswa, KAMMI menjadi komunitas yang tetap eksis mempertahankan wujud, karakter dan kekhasan gerakannya.
Moment milad KAMMI pada 29 Maret 2008 lalu, hendaknya menjadi sebuah catatan, bahwa untuk kesekian kalinya KAMMI menghirup udara perjuangan yang sama. Satu pertanyaan yang sedianya terjawab, adakah milad KAMMI menjadi sarana untuk berfikir dan merenungi ? tentang apa yang sudah dan akan KAMMI lakukan setelahnya. Seberapa besar point-point kegemilangan didapatkan disetiap langkahnya. Ini yang perlu dipikirkan bersama.
“ Seharusnya sudah banyak tinta sejarah yang tertuliskan sejak KAMMI didirikan. Masalahnya, siapa yang akan menulis sejarah-sejarah itu ? atau dimana sejarah itu dikutip ? tentu tidak ada pilihan lain, KAMMI harus menulis dirinya sendiri “. Ujar Bapak Doni Riyadi, mantan pengurus Kamda Semarang yang kini aktif di komunitas penulis ‘wedang Jae’.
Sebuah intisari yang patut direnungi bersama, bahwa KAMMI harus menentukan nasib hidupnya. Hal yang teramat lumrah memang, karena setiap agen perubah memang dituntut untuk menciptakan independensi gerakan. Tidak berkoloni dalam satu dahan, atau bahkan menjadi komunitas ikutan ( epigon ).
Perlu disadari, bahwa KAMMI bukanlah “ Taken for Granted “ ( pinjam istilah Marshudi, 2003 ) yang muncul begitu saja, tapi KAMMI adalah apa yang dicitakan oleh para ‘ penulisnya ‘. Karenanya, sudah menjadi suatu kepastian bahwa KAMMI harus berjalan pula sesuai harapan cita-citanya. “ KAMMI harus peduli terhadap nasib rakyat kecil “, demikian ujar Suyitno, seorang pedagang keliling di bundaran emperan Simpang lima.
Berbagai aktivisme yang KAMMI lakukan tentu butuh penyesuaian. Zaman sudah berubah dan pola pikir masyarakat pun juga berubah. KAMMI sekarang hidup dalam dunia ‘serba maya’, dimana tidak ada kepastian di dalamnya. Suatu saat hal yang sepele bisa menjadi hal yang luar biasa atau bahkan sebaliknya, hukum yang berlaku hari ini bisa jadi tidak berlaku lagi esok hari. Jika 10 tahun yang lalu KAMMI menjadi ‘sesosok pahlawan’, itu semata tak lepas dari pengaruh moment yang ada. Tidak selamanya KAMMI akan dipandang baik. Realitanya, masih ada saja yang memandang miring aksi yang dilakukan oleh KAMMI. Anggapannya, mahasiswa harus kembali pada kodratnya semula, hanya fokus menekuni bangku kuliahnya.
Inilah yang perlu dipikirkan bersama, kuantitas kerja tidak selamanya menjadi nilai positif. Justru bagaimana KAMMI harus ‘pintar’ memainkan peran memanfaatkan moment-moment yang tepat. Kemudian mengoptimalkan moment itu sebagai sebuah ’ideological weapon’ bagi KAMMI untuk menjaring dan menyalurkan aspirasi. Ini adalah basic KAMMI sebagai bagian dari sebuah gerakan moral.
KAMMI menapaki masa depan.., sebuah cita dan tantangan besar yang ada di dalamnya. Apakah KAMMI kuat bertahan dan menjadi ’figur masa depan’, ataukah tenggelam hilang termakan zaman. Mengikuti jejak suram gerakan mahasiswa yang ada sebelumnya. Semoga milad KAMMI menjadi sarana untuk berfikir dan merenungi...
Wallahu’alam bissowab

Baca lanjutannya......
Diposting oleh rio
Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger template by blog forum